1. Inquiry atau menemukan
2. kontruktivisme
3. SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat
4. Pemecahan Masalah
5. Diskusi
6. Tanya - jawab
7. penugasan
8. Karya Ilmiah
9. Demonstrasi
Jawab :
1. Inquiry atau menemukan
Pembelajaran dengan metode inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menekankan peserta didik untuk dapat secara kritis dan analitis mengajukan pertanyaan mengenai suatu permasalahan kemudian mencari dan menyelidikinya hingga dapat menemukan penyelesaiannya. Jadi, Inquiry sebagai metode pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung guru harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar.
Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:
- Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
- Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
- Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
- Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
- Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
2. Kontruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kontrutivisme
1. Identifikasi tujuan. Tujuan dalam pembelajaran akan memberi arah
dalam merancang program, implementasi program dan evaluasi.
2. Menetapkan Isi Produk Belajar. Pada tahap ini, ditetapkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika yang mana yang harus dikuasai
siswa.
3. Identifikasi dan Klarifikasi Pengetahuan Awal Siswa. Identifikasi
pengetahuan awal siswa dilakukan melalui tes awal, interview klinis dan
peta konsep.
4. Identifikasi dan Klarifikasi Miskonsepsi Siswa. Pengetahuan awal
siswa yang telah diidentifikasi dan diklarifikasi perlu dianalisa lebih
lanjut untuk menetapkan mana diantaranya yang telah sesuai dengan
konsepsi ilmiah, mana yang salah dan mana yang miskonsepsi.
5. Perencanaan Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsep.
Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran. Sedangkan
strategi pengubahan konsepsi siswa diwujudkan dalam bentuk modul.
6. Implementasi Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan
Konsepsi. Tahapan ini merupakan kegiatan aktual dalam ruang kelas.
Tahapan ini terdiri dari tiga langkah yaitu : (a) orientasi dan
penyajian pengalaman belajar, (b)menggali ide-ide siswa, (c)
restrukturisasi ide-ide.
7. Evaluasi. Setelah berakhirnya kegiatan implementasi program
pembelajaran, maka dilakukan evaluasi terhadap efektivitas model belajar
yang telah diterapkan.
8. Klarifikasi dan analisis miskonsepsi siswa yang resisten.
Berdasarkan hasil evaluasi perubahan miskonsepsi maka dilakukaan
klarifikasi dan analisis terhadap miskonsepsi siswa, baik yang dapat
diubah secara tuntas maupun yang resisten.
9. Revisi strategi pengubahan miskonsepsi. Hasil analisis miskonsepsi
yang resisten digunakan sebagai pertimbangan dalam merevisi strategi
pengubahan konsepsi siswa dalam bentuk modul.
3. SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
Sets adalah kepanjangan dari sains, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat. Dasar pendekatan ini, setelah menggunakan pendekatan ini siswa
akan memiliki kemampuan memandang suatu cara terintegrasi dengan memperhatikan
keempat unsur, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
pengetahuan. Urutan ringkasan pendekatan ini membawa pesan bahwa untuk
menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat (S-kedua) diperukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada
lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Secara tidak langsung, hal ini
menggambarkan arah pendekatan SETS yang relatif memiliki kepedulian terhadap
lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan (manusia).
Penerapan Pendekatan SETS dalam
pembelajaran.
Di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
SETS siswa diminta menghubungkan antara unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah
siswa menghubung kaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda
berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga
kemungkinan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan
konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan
maupun kekurangannya.
4. Pemecahan MasalahPemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan
agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin
tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120).
Tahapan Pemecahan Masalah
Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali (Polya, 1973:5).
a. Memahami masalah (understand the problem)
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari. Beberapa saran yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah yang kompleks: (1) memberikan pertanyaan mengenai apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri, (3) menghubungkannya dengan masalah lain yang serupa, (4) fokus pada bagian yang penting dari masalah tersebut, (5) mengembangkan model, dan (6) menggambar diagram.
b. Membuat rencana (devise a plan)
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan cara seperti: (1) menebak, (2) mengembangkan sebuah model, (3) mensketsa diagram, (4) menyederhanakan masalah, (5) mengidentifikasi pola, (6) membuat tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8) bekerja terbalik, (9) menguji semua kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-tujuan, (11) membuat analogi, dan (12) mengurutkan data/informasi.
c. Melaksanakan rencana (carry out the plan)
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi yang diberikan ke dalam bentuk matematika; dan (2) melaksanakan strategi selama proses dan perhitungan yang berlangsung. Secara umum pada tahap ini siswa perlu mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana lain.
d. Melihat kembali (looking back)
Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali langkah-langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan masalah, yaitu: (1) mengecek kembali semua informasi yang penting yang telah teridentifikasi; (2) mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat; (3) mempertimbangkan apakah solusinya logis; (4) melihat alternatif penyelesaian yang lain; dan (5) membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar terjawab.
5. Diskusi
Tahapan Pemecahan Masalah
Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali (Polya, 1973:5).
a. Memahami masalah (understand the problem)
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari. Beberapa saran yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah yang kompleks: (1) memberikan pertanyaan mengenai apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri, (3) menghubungkannya dengan masalah lain yang serupa, (4) fokus pada bagian yang penting dari masalah tersebut, (5) mengembangkan model, dan (6) menggambar diagram.
b. Membuat rencana (devise a plan)
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan cara seperti: (1) menebak, (2) mengembangkan sebuah model, (3) mensketsa diagram, (4) menyederhanakan masalah, (5) mengidentifikasi pola, (6) membuat tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8) bekerja terbalik, (9) menguji semua kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-tujuan, (11) membuat analogi, dan (12) mengurutkan data/informasi.
c. Melaksanakan rencana (carry out the plan)
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi yang diberikan ke dalam bentuk matematika; dan (2) melaksanakan strategi selama proses dan perhitungan yang berlangsung. Secara umum pada tahap ini siswa perlu mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana lain.
d. Melihat kembali (looking back)
Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali langkah-langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan masalah, yaitu: (1) mengecek kembali semua informasi yang penting yang telah teridentifikasi; (2) mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat; (3) mempertimbangkan apakah solusinya logis; (4) melihat alternatif penyelesaian yang lain; dan (5) membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar terjawab.
5. Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu 'discatere' yang berarti
membeberkan masalah. Sesuai dengan hakikatnya, diskusi merupakan suatu
proses berfikir bersama untuk memahami suatu masalah dan menemukan
sebabnya serta mencari pemecahannya.
Metode Diskusi
1) Dapat menciptakan suasana yang akrab antar anggota diskusi.2) Tidak berusaha mencari keuntungan bagi golongan atau pribadi.
3) Perlu mengenal perilaku, karakter, serta watak masing-masing individu supaya dapat menghindari hal-hal yang tidak perlu.
6. Tanya - jawab
Tanya Jawab adalah model
pembelajaran yang bersifat aktif individual dengan mengakibatkan
terjadinya komunikasi secara langsung yang bersifat two way traffic
antara dosen dengan dosen, atau mahasiswa sesama mahasiswa dengan dosen
(Istarani, 2012).
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Tanya Jawab
Proses yang dilakukan dengan membaca, meneliti atau diskusi. Membaca
informasi dari berbagai sumber adalah salah satu teknik untuk menemukan
jawaban. Sebelum pembelajaran berlangsung, dosen telah menentukan
pertanyaan secara cermat dan sistematis oleh dosen. Pertanyaan yang akan
diberikan dosen nantinya harus sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai setelah pembelajaran. Dan pertanyaan yang berasal dari mahasiswa
dapat dijawab dengan sederhana, singkat, dan padat.
Dosen memberikan pengajaran dikelas dan memberikan stimuli pada peserta
didik untuk belajar sesungguhnya. Kunci pokok kehadiran stimuli belajar
antara lain adalah pertanyaan yang diajukan dosennya. Dengan pertanyaan
maka peserta didik akan segera mulai belajar sesunggguhnya (meaningful
learning).
Dorongan yang menumbuhan persaingan diantara kelompok mahasiswa untuk
memperoleh pujian dan nilai yang baik. Dosen dapat melemparkan
pertanyaan dari mahasiswa ke mahasiswa lainnya untuk dikomentari dan
diberikan penjelasan sehingga akan terbentuk proses belajar yang aktif
(Sagala, 2009).
7. Penugasan
Metode Penugasan atau metode pemberian tugas adalah
cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas
kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan
karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat
kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun
karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain
untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode
ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup
maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual
maupun kelompok.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode penugasan yaitu :
1. Tugas yang diberikan harus jelas
2. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.
3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk
yang jelas, agar siswa yang
belum mampu memahami tugas itu berupaya
untuk menyelesaikannya.
4. Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar atau
salah arah dalam mengerjakan tugas.
5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah mengerjakan tugas
(Sudirman, 1992 : 145)
8. Karya Ilmiah
metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para peneliti dalam menjawab masalah yang ada.
Langkah langkah Metode Ilmiah
- Merumuskan masalah: Langkah pertama dalam melakukan suatu penelitian adalah merumuskan masalah. Hal ini bertujuan untuk memperjelas masalah yang akan dipecahkan. Perumusan masalah dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan
- Menyusun perencanaan penelitian: langkah langkah dalam membuat suatu rancangan penelitian adalah menyusun tujuan penelitian, menyusun hipotesis, menetapkan variabel, memilih alat dan bahan yang akan digunakan, menentukan langkah kerja, menentukan populasi dan sampel serta menetapkan cara pengambilan data dan menganalisis data.
- Melakukan penelitian: Penelitian diawali dengan kegiatan pengamatan. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung (observasi kualitatif) dan pengamatan tidak langsung (observasi kuantitatif). Untuk menguji hipotesis yang telah dibuat, kita perlu melakukan penelitian melalui percobaan yang sesuai dengan rancangan percobaan yang disusun sebelumnya. Berlatih menggunakan peralatan percobaan merupakan cara belajar yang efektif untuk mengurangi kesalahan kerja.
- Menyusun kesimpulan penelitian : Setelah mengolah dan menganalisis data, selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan tersebut harus berdasarkan pada hasil penelitian dan tetap berpedoman pada pandangan yang objektif.
- Melakukan penelitian perbaikan : Suatu penelitian akan menjadi menjadi valid secara ilmiah apabila penelitian tersebut dapat diuji ulang baik oleh peneliti yang lain. Oleh karena itu, seluruh teori yang ada pasti terdapat banyak peneliti yang menjadi kontributor.
- Menulis laporan ilmiah: Suatu penelitian dapat bernilai ilmiah apabila hasil penelitian dipublikasikan agar hasil diperoleh dalam penelitian tersebut dapat diketahui orang lain. Kerangka tulisan atau outline dari suatu laporan ilmiah disusun secara berurut dari judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, daftar pustaka, dan juga lampiran.
langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai
berikut :
1. Persiapkan
alat-alat yang diperlukan
2. Guru
menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan
dikerjakan.
3. Guru
mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan
penjelasan yang cukup singkat.
4.Guru mengulang kembali selangkah demi
selangkah dan menjelaskan alasan alasan setiap langkah.
5.Guru
menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi langkah
dan
disertai penjelasan.
0 komentar:
Posting Komentar