teknik pembelajaran

 Jelaskan dan berikan ilustrasi dari teknik pembelajaran berikut :
1. Inquiry atau menemukan
2. kontruktivisme
3. SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat
4. Pemecahan Masalah
5. Diskusi
6. Tanya - jawab
7. penugasan
8. Karya Ilmiah
9. Demonstrasi
Jawab :

1. Inquiry atau menemukan
Pembelajaran dengan metode inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menekankan peserta didik untuk dapat secara kritis dan analitis mengajukan pertanyaan mengenai suatu permasalahan kemudian mencari dan menyelidikinya hingga dapat menemukan penyelesaiannya. Jadi, Inquiry sebagai metode pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan berlangsung guru harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar.
Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut:
  1. Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
  2. Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan  dengan permasalahan  dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
  3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
  4. Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
  5. Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

2.  Kontruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kontrutivisme
1. Identifikasi tujuan. Tujuan dalam pembelajaran akan memberi arah dalam merancang program, implementasi program dan   evaluasi.
2. Menetapkan Isi Produk Belajar. Pada tahap ini, ditetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika yang mana yang harus dikuasai siswa.
3.  Identifikasi dan Klarifikasi Pengetahuan Awal Siswa. Identifikasi pengetahuan awal siswa dilakukan melalui tes awal, interview klinis dan peta konsep.
4. Identifikasi dan Klarifikasi Miskonsepsi Siswa. Pengetahuan awal siswa yang telah diidentifikasi dan diklarifikasi perlu dianalisa lebih lanjut untuk menetapkan mana diantaranya yang telah sesuai dengan konsepsi ilmiah, mana yang salah dan mana yang miskonsepsi.
5. Perencanaan Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsep. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran. Sedangkan strategi pengubahan konsepsi siswa diwujudkan dalam bentuk modul.
6. Implementasi Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsepsi. Tahapan ini merupakan kegiatan aktual dalam ruang kelas. Tahapan ini terdiri dari tiga langkah yaitu : (a) orientasi dan penyajian pengalaman belajar, (b)menggali ide-ide siswa, (c) restrukturisasi ide-ide.
7. Evaluasi. Setelah berakhirnya kegiatan implementasi program pembelajaran, maka dilakukan evaluasi terhadap efektivitas model belajar yang telah diterapkan.
8. Klarifikasi dan analisis miskonsepsi siswa yang resisten. Berdasarkan hasil evaluasi perubahan miskonsepsi maka dilakukaan klarifikasi dan analisis terhadap miskonsepsi siswa, baik yang dapat diubah secara tuntas maupun yang resisten.
9. Revisi strategi pengubahan miskonsepsi. Hasil analisis miskonsepsi yang resisten digunakan sebagai pertimbangan dalam merevisi strategi pengubahan konsepsi siswa dalam bentuk modul.

3. SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat

Sets adalah kepanjangan dari sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Dasar pendekatan ini, setelah menggunakan pendekatan ini siswa akan memiliki kemampuan memandang suatu cara terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan. Urutan ringkasan pendekatan ini membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Secara tidak langsung, hal ini menggambarkan arah pendekatan SETS yang relatif memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan (manusia). 
Penerapan Pendekatan SETS dalam pembelajaran. 
Di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta menghubungkan antara unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah siswa menghubung kaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga kemungkinan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya.
4. Pemecahan MasalahPemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120).
  Tahapan Pemecahan Masalah 
Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan, (3) melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali (Polya, 1973:5).
a. Memahami masalah (understand the problem)
Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari. Beberapa saran yang  dapat membantu siswa dalam memahami masalah yang kompleks: (1) memberikan pertanyaan mengenai apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri, (3) menghubungkannya dengan masalah lain yang serupa, (4) fokus pada bagian yang penting dari masalah tersebut, (5) mengembangkan model, dan (6) menggambar diagram.
b. Membuat rencana (devise a plan)
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan cara seperti: (1) menebak, (2) mengembangkan sebuah model, (3) mensketsa diagram, (4) menyederhanakan masalah, (5) mengidentifikasi pola, (6) membuat tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8) bekerja terbalik, (9) menguji semua kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-tujuan, (11) membuat analogi, dan (12) mengurutkan data/informasi.
c. Melaksanakan rencana (carry out the plan)
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1) mengartikan informasi yang diberikan ke dalam bentuk matematika; dan (2) melaksanakan strategi selama proses dan perhitungan yang berlangsung. Secara umum pada tahap ini siswa perlu mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana tersebut tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau rencana lain.
d. Melihat kembali (looking back)
 Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek kembali langkah-langkah yang sebelumnya terlibat dalam menyelesaikan masalah, yaitu: (1) mengecek kembali semua informasi yang penting yang telah teridentifikasi; (2) mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat; (3) mempertimbangkan apakah solusinya logis; (4) melihat alternatif penyelesaian yang lain; dan (5) membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar terjawab.

  5.  Diskusi 
Diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu 'discatere' yang berarti membeberkan masalah. Sesuai dengan hakikatnya, diskusi merupakan suatu proses berfikir bersama untuk memahami suatu masalah dan menemukan sebabnya serta mencari pemecahannya.

Metode Diskusi

Metode Diskusi
1) Dapat menciptakan suasana yang akrab antar anggota diskusi.
2) Tidak berusaha mencari keuntungan bagi golongan atau pribadi.
3) Perlu mengenal perilaku, karakter, serta watak masing-masing individu supaya dapat menghindari hal-hal yang tidak perlu.

6. Tanya - jawab
Tanya Jawab adalah model pembelajaran yang bersifat aktif individual dengan mengakibatkan terjadinya komunikasi secara langsung yang bersifat two way traffic antara dosen dengan dosen, atau mahasiswa sesama mahasiswa dengan dosen (Istarani, 2012).  
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Tanya Jawab
Proses yang dilakukan dengan membaca, meneliti atau diskusi. Membaca informasi dari berbagai sumber adalah salah satu teknik untuk menemukan jawaban. Sebelum pembelajaran berlangsung, dosen telah menentukan pertanyaan secara cermat dan sistematis oleh dosen. Pertanyaan yang akan diberikan dosen nantinya harus sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai setelah pembelajaran. Dan pertanyaan yang berasal dari mahasiswa dapat dijawab dengan sederhana, singkat, dan padat.
Dosen memberikan pengajaran dikelas dan memberikan stimuli pada peserta didik untuk belajar sesungguhnya. Kunci pokok kehadiran stimuli belajar antara lain adalah pertanyaan yang diajukan dosennya. Dengan pertanyaan maka peserta didik akan segera mulai belajar sesunggguhnya (meaningful learning).
Dorongan yang menumbuhan persaingan diantara kelompok mahasiswa untuk memperoleh pujian dan nilai yang baik. Dosen dapat melemparkan pertanyaan dari mahasiswa ke mahasiswa lainnya untuk dikomentari dan diberikan penjelasan sehingga akan terbentuk proses belajar yang aktif (Sagala, 2009).
7. Penugasan
Metode Penugasan atau metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan   jalan   memberi   tugas   kepada   siswa. Tugas-tugas   itu dapat  berupa mengikhtisarkan karangan, (dari   surat   kabar,  majalah   atau  buku   bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode   pemberian   tugas,   dianjurkan   antara   lain   untuk mendukung  metode   ceramah,   inkuiri,   VCT.   Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang   lingkup  maupun   bahannya.   Pelaksanaannya   dapat diberikan secara individual maupun kelompok. 
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode penugasan yaitu :
1. Tugas yang diberikan harus jelas
2. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.
3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar siswa yang 
belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk menyelesaikannya.
4. Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau
 salah arah dalam mengerjakan tugas.
5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah mengerjakan tugas 
(Sudirman, 1992 : 145) 
8. Karya Ilmiah
  metode ilmiah adalah langkah kerja yang dilakukan oleh para peneliti dalam menjawab masalah yang ada.
Langkah langkah Metode Ilmiah
  1. Merumuskan masalah: Langkah pertama dalam melakukan suatu penelitian adalah merumuskan masalah. Hal ini bertujuan untuk memperjelas masalah yang akan dipecahkan. Perumusan masalah dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan
  2. Menyusun perencanaan penelitian: langkah langkah dalam membuat suatu rancangan penelitian adalah menyusun tujuan penelitian, menyusun hipotesis, menetapkan variabel, memilih alat dan bahan yang akan digunakan, menentukan langkah kerja, menentukan populasi dan sampel serta menetapkan cara pengambilan data dan menganalisis data.
  3. Melakukan penelitian: Penelitian diawali dengan kegiatan pengamatan. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung (observasi kualitatif) dan pengamatan tidak langsung (observasi kuantitatif). Untuk menguji hipotesis yang telah dibuat, kita perlu melakukan penelitian melalui percobaan yang sesuai dengan rancangan percobaan yang disusun sebelumnya. Berlatih menggunakan peralatan percobaan merupakan cara belajar yang efektif untuk mengurangi kesalahan kerja.
  4. Menyusun kesimpulan penelitian : Setelah mengolah dan menganalisis data, selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan tersebut harus berdasarkan pada hasil penelitian dan tetap berpedoman pada pandangan yang objektif.
  5. Melakukan penelitian perbaikan : Suatu penelitian akan menjadi menjadi valid secara ilmiah apabila penelitian tersebut dapat diuji ulang baik oleh peneliti yang lain. Oleh karena itu, seluruh teori yang ada pasti terdapat banyak peneliti yang menjadi kontributor.
  6. Menulis laporan ilmiah: Suatu penelitian dapat bernilai ilmiah apabila hasil penelitian dipublikasikan agar hasil diperoleh dalam penelitian tersebut dapat diketahui orang lain. Kerangka tulisan atau outline dari suatu laporan ilmiah disusun secara berurut dari judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, daftar pustaka, dan juga lampiran.
9. DemonstrasiMetode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).
langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan
2. Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan dikerjakan.
3. Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan            
    penjelasan yang cukup singkat.
4.Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan alasan setiap langkah. 
5.Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi langkah dan 
   disertai penjelasan.
 

rppsbm



STRATEGI BELAJAR MENGAJAR





OLEH :

YULITA TASYA ACC 114 050



DOSEN PENGAMPU
Dra. RULI MEILIAWATI, M. Pd.









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2016








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Satuan Pendidikan   :    SMA Negeri 1 KIMIA
Mata Pelajaran         :    Kimia
Kelas/Semester         :    XI/II
Materi Pokok           :    Sistem Koloid
Sub Materi               :    Sifat Koloid
Alokasi Waktu         :    1 JP ( 1 × 15 menit )


A.  Kompetensi Inti
KI 1  :    Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2  :    Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3  :    Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4  :    Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.  Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1                   Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Indikator
·      Mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa.
·      Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah terbaik untuk kita.

2.1                   Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,  jujur, objektif, terbuka,  mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
Indikator
·      Rasa ingin tahu.
·      Jujur dalam menggunakan data pengamatan.
·      Teliti dalam mengolah dan menganalisis data.
·      Ulet dalam mencari pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah.

2.2                   Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Indikator
·      Terbuka dalam kerja sama kelompok.
·      Santun dan toleran dalam mengemukakan pemikiran.
·      Kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3                   Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Indikator
·      Tanggap dalam membuat keputusan.
·      Aktif berperan dalam penyelesaian masalah.

3.15               Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya.
Indikator
·      Menentukan aplikasi efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari.
·      Menentukan aplikasi proses terjadinya gerak Brown pada sistem koloid.
·      Menentukan aplikasi adsorpsi koloid dalam kehidupan sehari-hari.
·      Menentukan aplikasi koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari
·      Menentukan aplikasi dialisis dalam kehidupan sehari-hari.
·      Menentukan aplikasi koagulasi dalam kehidupan sehari-hari.

C.  Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa dapat menentukan aplikasi efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Siswa dapat menentukan proses terjadinya gerak Brown pada sistem koloid.
3.      Siswa dapat menentukan aplikasi adsorpsi koloid dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Siswa dapat menentukan aplikasi koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Siswa dapat menentukan aplikasi dialisis dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Siswa dapat menentukan contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari.

D.  Materi Pembelajaran
·           Sifat-Sifat Koloid
Suatu larutan digolongkan dalam sistem koloid jika memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan larutan sejati. Beberapa sifat fisika yang membedakan sistem koloid dari larutan sejati, di antaranya :
1.                  Efek Tyndall
Bagaimanakah cara mengenali sistem koloid? Salah satu cara yang sangat sederhana adalah dengan menjatuhkan seberkas cahaya (transparan), sedangkan koloid menghamburkannya. Oleh karena itu, berkas cahaya yang melalui koloid dapat diamati dari arah samping, walaupun partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Jika partikel terdispersinya juga kelihatan, maka sistem itu bukan koloid melainkan suspensi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, salah satu contohnya yaitu sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.
2.                  Gerak Brown
Telah disebutkan bahwa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Jika diamati dengan mikroskop ultra, di mana arah cahaya tegak lurus dengan sumbu mikroskop, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terusmenerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya, seorang ahli biologi Robert Brown berkebangsaan Inggris.
3.                  Adsorpsi
Bagaimanakah partikel koloid mendapatkan muatan listrik? Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Sebagai contoh, penyerapan air oleh kapur tulis). Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
4.                  Koloid Pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
5.                  Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
6.                  Koagulasi
Apabila muatan suatu koloid dilucuti, maka kestabilan koloid tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarikmenariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi. Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

E.  Metode dan Model Pembelajaran
Metode                         :    Ceramah dan diskusi
Model Pembelajaran     :    Picture and picture

F.   Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media                            :    ppt materi sifat-sifat koloid
Sumber Belajar             :    Buku KIMIA kelas XI
Alat                               :    Laptop, LCD, dll.




G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi waktu
Guru
Siswa
Pendahuluan
·   Guru mengucapkan salam pembuka
·  Siswa menjawab salam

2 menit
·   Guru memeriksa kehadiran siswa.
·  Sekretaris kelas menyebutkan siswa yang tidak hadir.

·   Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
·  Siswa menyimak kompetensi dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

·   Guru memberikan apersepsi dan motivasi siswa dalam belajar.
·  Siswa menyimak apersepsi dan termotivasi dalam belajar.

·   Guru menyampaikan materi sebagai pengantar
·  Siswa memperhatikan dan menyiapkan diri untuk menerima pembelajaran

Inti
·  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
·      Siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya
10 menit

·  Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

·    Siswa menyimak gambar-gambar yang berkaitan dengan materi



·   Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
·    Kelompok menunjuk salah seorang rekan sebagai perwakilan.


·   Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
·      Kelompok melakukan diskusi, salah seorang menjelaskan jawabannya.


·  Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mengkonfirmasi jawaban dari siswa dan mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
·  Guru mempersilahkan siswa bertanya.
·      Siswa menyimak dan menghubungkan konsep/materi dengan kompetensi.\
·      Siswa menanyakan materi yang belum dipahami.

Penutup
·   Guru menanyakan kesimpulan kepada siswa
·   Guru melengkapi kesimpulan yang diberikan oleh siswa
·  Siswa memberikan kesimpulan
3 menit

·   Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
·  Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru


·   Guru menyebutkan topik yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya.
·  Siswa mendengarkan guru


·   Guru menutup pelajaran dan memberi salam penutup
·  Siswa menjawab salam dari guru




H.  Penilaian
·       Penilaian Sikap
No.
Nama
Sikap Spritual
Sikap Sosial
Total Nilai
Menghayati Karunia Tuhan Yang Maha Esa
Tanggung Jawab
Kerja Sama
1 – 4
1 – 4
1 – 4
1





2





dst





Rubrik Penilaian Sikap
Keterangan:
Skor 4      :      apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap.
Skor 3      :      apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap.
Skor 2      :      apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering tidak sesuai aspek sikap.
Skor 1      :      apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap.
Nilai sikap peserta didik: jumlah nilai yang diperoleh dibagi 3.
·      Penilaian Keterampilan
Rubrik penilaian keterampilan (presentasi)

No
Nama Kelompok Peserta Didik
Kemampuan Presentasi (1-4)
Kemampuan Bertanya
(1-4)
Kemampuan Menjawab (1-4)
Jumlah Nilai
1





2





3





4





dst





Keterangan:
Skor 4      :      apabila selalu konsisten menunjukkan keterampilan sesuai aspek keterampilan.
Skor 3      :      apabila sering konsisten menunjukkan keterampilan sesuai aspek keterampilan dan kadang-kadang tidak sesuai aspek keterampilan.
Skor 2      :      apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan keterampilan sesuai aspek keterampilan dan sering tidak sesuai aspek keterampilan.
Skor 1      :      apabila tidak pernah konsisten menunjukkan keterampilan sesuai aspek keterampilan.



·      Penilaian Pengetahuan
Skor 10    :      Apabila siswa mampu menjawab pertanyaan pilihan ganda dengan benar.
Skor 0      :      Apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan pilihan ganda dengan benar.
Nilai pengetahuan peserta didik, jumlah nilai yang diperoleh dibagi 6.


SOAL EVALUASI

1.             Sifat koloid dan penerapannya yang tepat adalah....
.
Sifat-Sifat Koloid
Penerapan dalam
Kehidupan Sehari-hari
A.
Adsorbsi
Penyaringan asap pabrik
B.
Koagulasi
Menghilangkan bau badan
C.
Dialisis
Gelatin pada es krim
D.
Efek Tyndall
Sorot lampu di malam hari
E.
Gerak Brown
Penggunaan norit

2.             Beberapa contoh penerapan sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari:
(1) Tidak ada endapan pada susu meskipun didiamkan pada waktu yang
       lama
(2) Pembentukan delta di muara sungai
(3) Penjernihan air
(4) Menggunakan alat cottrel dalam industri
(5) Proses cuci darah
Penerapan sifat koloid dari gerak Brown adalah….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

3.             Berikut ini beberapa sifat koloid:
1. dialisis;
2. koagulasi;
3. adsorbsi;
4. efek Tyndall; dan
5. koloid pelindung.
Proses menghilangkan bau badan dengan deodorant dan memanaskan putih telur merupakan penerapan sifat koloid, berturut-turut....
A. 1 dan 3
B. 2 dan 4
C. 3 dan 2
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5

4.             Perhatikan contoh penerapan sifat koloid berikut!
(1) Sorot lampu mobil pada saat kabut
(2) Pembentukan delta di muara sungai
(3) Proses cuci darah
(4) Gelatin dalam es krim
(5) Pemutihan gula tebu
Contoh yang merupakan penerapan sifat koloid pelindung   dalah...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)\

5.             Berikut ini beberapa fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid dalam kehidupan :
1. proses cuci darah
2. kabut di pegunungan
3. pembentukan delta di muara sungai
4. pemutihan gula
5. proses kerja obat diare
Sifat dialisis koloid dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

6.             Berikut ini adalah beberapa sifat koloid:
1. efek Tyndall;
2. gerak Brown;
3. koagulasi;
4. elektroforensi; dan
5. dialisis.
Aspek sifat koloid pada proses pengolahan air untuk memperoleh air bersih adalah...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5



KUNCI JAWABAN
1. D. Efek Tyndall = Sorot lampu di malam hari
2. A. (1) Tidak ada endapan pada susu meskipun didiamkan pada waktu yang lama.
3. C. 3 (adsorpsi) dan 2 (koagulasi)
4. D. 4) Gelatin dalam es krim
5. A. Proses cuci darah
6. C. 3) Koagulasi

Diberdayakan oleh Blogger.

About me

recent posts

About